ISLAM KITA- Sekurang-kurangnya
ada empat mahasiswa dari The King's College (TKC), New York, Amerika Serikat yang
" di terima " sebagai santri di
Pesantren Tebuireng Jombang. Hal itu sebagai
buah dari kerja sama yang
sudah dikerjakan th.
terlebih dulu, serta
mereka bakal pelajari system pendidikan Islam serta
pesantren di Indonesia.
Keempatnya yaitu Rachel Cline, Cassidy Fahey, Stuart Clay, serta Nick Gulley. " Mereka juga didampingi satu orang dosen pembimbing bernama Robert Dwight Carle, " kata Sekretaris Paling utama Pesantren Tebuireng Abdul Ghofar.
Menurut Gus Ghofar, sepanjang di pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy'ari itu, mereka bakal berdiskusi mengenai bermacam tema, dari mulai histori perubahan Islam di Indonesia, peran Tebuireng dalam perjalanan bangsa Indonesia, sampai system pendidikan serta cara evaluasi di pesantren. Hingga yang dikunjungi nanti tak semata Pesantren Tebuireng.
Yang menarik, menurut Gus Ghofar, yaitu keseriusan mereka untuk ikuti kebiasaan santri. " Hari pertama, mereka berjuang keras untuk belajar menggunakan sarung sebelumnya sowan pada KH Salahuddin Wahid. Karna perlu saat untuk belajar menggunakan sarung itu, agenda sowan di Dalam Kasepuhan hingga mesti terlambat kian lebih 1/2 jam, " katanya.
Dalam sebagian aktivitas diskusi, mereka juga pilih gunakan sarung. Seperti waktu berkunjung ke Madrasah Muallimin serta Madrasatul Quran Tebuireng. " Dua mahasiswi yang ikut pula senantiasa menggunakan kerudung seperti santriwati, " tambah lulusan Institut Tehnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini.
Waktu bertandang ke Madrasatul Quran Tebuireng, rombongan mahasiswa dari universitas Kristen di New York ini berkesan dengan system evaluasi tahfidz yang diaplikasikan. " Lihat mereka sama-sama memerhatikan bacaan (Al-Qur'an) rekannya, menurut saya yaitu suatu hal yang mengesankan, " tutur Nick Gulley, salah seseorang mahasiswa.
Robert D. Carle, guru besar teologi serta histori agama-agama yang mengikuti rombongan mahasiswa mengungkap, pihaknya menginginkan memahami Islam Indonesia karna karakternya yang toleransi serta moderat.
" Sampai kini, beberapa orang cuma lihat Timur Tengah sebagai representasi dunia Islam. Walau sebenarnya Islam Indonesia yang ramah serta toleransi malah dapat jadi alternatif, " ungkap pria yang akrab di panggil Bob ini.
Terkecuali bertandang ke Tebuireng, rombongan akan berkunjung ke bebrapa website bersejarah sebagai bukti toleransi antarumat beragama di Indonesia. Seperti GKJW Mojowarno, Gereja Pohsarang Kediri, dan sebagian candi serta Maha Vihara di Trowulan Mojokerto.
Baca Juga : wooowfilm-bidah-cinta-karya-seorang santri
Diluar itu, rombongan akan bertandang ke Makam Bung Karno di
Blitar, dan
Pesantren Baitul Quran di Mojokerto serta Pesantren Gontor Ponorogo. " Paling akhir, mereka bakal nikmati panorama di Bromo waktu sunrise,
" lebih Gus Ghofar.
Sebelumnya kunjungan ini, dua profesor dari TKC sudah berkunjung ke Pesantren Tebuireng akhir Juli 2016 lantas. " Mereka bakal kirim 4-5 mahasiswanya untuk belajar mengenai Islam disini. Th. selanjutnya, peluang kami yang bakal kirim santri kesana, " papar KH Salahuddin Wahid di Dalam Kasepuhan Tebuireng, waktu terima kunjungan Robert D. Carle serta Anthony B. Bradley th. lantas.
Menurut Gus Ghofar, gagasan awal mulanya memanglah bakal ada lima mahasiswa yang turut dalam rombongan. " Namun, satu minggu sebelumnya keberangkatan, satu orang mahasiswa membatalkan keberangkatan karna satu diantara anggota keluarganya meninggal dunia, " tuturnya.
No comments:
Post a Comment