Pertanyaan
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Yang terhormat Tim Bahtsul Masail. Malam nisfu Sya‘ban kerap ditunggu orang-orang. Mereka memakai saat sesudah sembahyang Maghrib untuk membaca Surat Yasin sejumlah tiga kali. Mereka juga berdoa pada Allah supaya diberikan usia panjang, rejeki yang halal, serta lain sebagainya. Pertanyaan saya, apakah kita bisa beramal namun diiringi permintaan pada Allah? Tidakkah beramal mesti ikhlas? Mohon keterangannya. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Abdullah/Tuban).
Jawaban
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Penanya serta pembaca yang budiman. Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan rahmat serta panduan-Nya untuk kita semuanya. Yasin yaitu satu diantara surat mulia didalam Al-Quran. Surat Yasin tempati kedudukan mulia karna di dalamnya memiliki kandungan banyak nasehat serta pelajaran. Karenanya, membaca Surat Yasin adalah beribadah yang baik.
Mengenai kesibukan orang-orang pada malam nisfu Sya‘ban yang membaca Surat Yasin 3 kali yang lalu juga diiringi dengan keinginan berbentuk keberkahan pada usia, harta, serta hajat-hajat yang lain tak perlu dipersoalkan karna memanglah tak ada permasalahan dengan cara syar‘i di situ. Yang di baca yaitu satu diantara surat didalam Al-Quran. Pihak yang disuruh juga tak lain yaitu Allah SWT. Mereka juga memohon yang baik-baik untuk kemaslahatan dunia serta akhirat baik pribadi ataupun kebutuhan umum. Hal semacam ini diterangkan dengan detail oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki di bawah ini.
Artinya, “Tapi tak ada larangan bagi seseorang yang mengiringi amal salehnya dengan permintaan dan permohonan hajat agama dan dunia, jiwa dan raga, lahir dan batin. Siapa saja yang membaca Surat Yasin atau surat lainnya dengan ikhlas lillahi ta‘ala sambil memohon keberkahan pada usia, harta, dan kesehatan, maka hal itu tak masalah. Artinya, orang ini telah menempuh jalan yang baik (dengan catatan ia tidak meyakini bahwa amal salehnya itu disyariatkan secara khusus untuk hajat tersebut).
Silahkan membaca Surat Yasin 3 kali, 30 kali, 100 kali, atau mengkhatamkan 30 juz Al-Quran dengan cara ikhlas lillahi ta‘ala diiringi dengan permintaan atas semua hajat, doa supaya harapan terwujud, keinginan supaya dibukakan dari kebimbangan, pengharapan supaya dibebaskan dari kesusahan, permintaan kesembuhan dari penyakit, keinginan pada Allah supaya utang terbayar. Lantas dimana masalahnya? Allah suka pada hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya atas pemenuhan hajat apa pun termasuk juga hajat atas garam pelengkap masakan serta hajat atas tali sandal yang rusak, ” (Saksikan Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban? cetakan pertama, 1424 H, halaman 119).
Sayyid Muhammad bin Alwi menyebutkan dengan cara terang kalau permintaan, munajat, serta doa pada Allah SWT tak menafikan keikhlasan amal spesifik. Artinya, beberapa hamba Allah SWT bisa saja berdoa supaya Allah SWT penuhi semua hajatnya tanpa ada mesti cemas bakal amalnya. Ini yang dimaksud dalam arti agama dengan sebutan “tawassul” atau “wasilah”.
Satu diantara dalil atas tawasul yaitu narasi
Rasulullah SAW dalam hadits shahih berkaitan
tiga orang yang terjebak didalam
gua. Pintu gua tertutup oleh batu besar. Di dalam
keputusasaan, semasing dari mereka lalu memohon pada
Allah sembari menyebutkan
amal saleh terikhlas yang pernah mereka kerjakan. Karena
tawasul dengan amal saleh itu, sedikit untuk
sedikit batu besar yang tutup mulut gua itu berubah.
“Tawasul type ini diterangkan
dengan detail serta
detil oleh Syekh Ibnu Taimiyah dengan cara spesial
dalam kitabnya terlebih pada artikel
berjudul ‘Qaidah Jalilah fit Tawassul wal Wasilah’, ” (Sayyid Muhammad bin
Alwi, 1424 H : 120).
Seperti kita ketahui kalau arti “wasilah” ini digunakan dalam Al-Quran dalam Surat Al-Maidah ayat 35. Di bawah ini kami kutip arti itu bersama tafsirnya.
Artinya, “(Wahai orang-orang beriman, takwalah kepada Allah) takutlah akan siksa-Nya. Caranya, taati perintah-Nya. (Untuk sampai kepada-Nya, carilah) kejarlah (sebuah wasilah) berupa amal ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada-Nya,” (Lihat Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun).
Seperti kita ketahui kalau arti “wasilah” ini digunakan dalam Al-Quran dalam Surat Al-Maidah ayat 35. Di bawah ini kami kutip arti itu bersama tafsirnya.
Artinya, “(Wahai orang-orang beriman, takwalah kepada Allah) takutlah akan siksa-Nya. Caranya, taati perintah-Nya. (Untuk sampai kepada-Nya, carilah) kejarlah (sebuah wasilah) berupa amal ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada-Nya,” (Lihat Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun).
Sekian jawaban yang bisa kami kemukakan. Mudah-mudahan dapat
dipahami dengan baik. Kami senantiasa
terbuka dalam terima anjuran serta
kritik dari beberapa pembaca.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Klik dulu baru bisa rasakan ayam bangkok
ReplyDelete