ISLAM KITA- Fasilitas untuk memperoleh pahala didalam Islam sangat banyak.
Allah SWT bukan sekedar
memerintahkan beribadah harus, namun juga menyarankan untuk perbanyak beribadah sunnah. Nyaris
tiap-tiap beribadah ada
keharusan serta kesunnahan. Dalam shalat umpamanya, ada
shalat harus serta
ada juga
shalat sunnah. Demikian juga
puasa, ada yang
harus serta
ada yang
sunnah. Bahkan juga, pada shalat serta
puasa harus juga kelak ada juga kesunnahan
di dalamnya.
Ketentuan proses beribadah sunnah umumnya tidak seberat beribadah harus. Dalam aturan fikih dijelaskan, al-nafl awsa’ min al-fardh (sunnah lebih luas cakupannya dibanding fardhu). Tujuannya, beribadah sunnah lebih fleksibel di banding beribadah harus. Ada banyak hal yang harus ada serta tidak bisa tinggalkan waktu beribadah harus, tetapi bisa diabaikan saat kerjakan beribadah sunnah.
Umpamanya, kewajiban berdiri waktu shalat. Berdiri untuk orang dapat termasuk juga sisi dari rukun shalat serta tidak sah shalat apabila tidak berdiri untuk yang dapat. Walau demikian, dalam shalat sunnah tidak diwajibkan berdiri. Walau dapat berdiri, mengerjakannya sembari duduk tetaplah diijinkan :
Ketentuan proses beribadah sunnah umumnya tidak seberat beribadah harus. Dalam aturan fikih dijelaskan, al-nafl awsa’ min al-fardh (sunnah lebih luas cakupannya dibanding fardhu). Tujuannya, beribadah sunnah lebih fleksibel di banding beribadah harus. Ada banyak hal yang harus ada serta tidak bisa tinggalkan waktu beribadah harus, tetapi bisa diabaikan saat kerjakan beribadah sunnah.
Umpamanya, kewajiban berdiri waktu shalat. Berdiri untuk orang dapat termasuk juga sisi dari rukun shalat serta tidak sah shalat apabila tidak berdiri untuk yang dapat. Walau demikian, dalam shalat sunnah tidak diwajibkan berdiri. Walau dapat berdiri, mengerjakannya sembari duduk tetaplah diijinkan :
Zaynuddin al-Malibari dalam Fathul Mu’in mengatakan:
فيجوز
له أن يصلي النفل قاعدا ومضطجا مع القدرة على القيام أو القعود
ويلزم
المضطجع القعود للركوع والسجود، أما مستلقيا فلا يصح مع إمكان الاضطجاع
Berdasar pada keterangan penulis Fathul Mu’in diatas, shalat sunnah dibolehkan sembari
duduk serta
berbaring, walau dapat berdiri serta
duduk. Dengan hal tersebut,
keharusan berdiri tidak berlaku pada shalat sunnah serta
cuma
berlaku untuk shalat harus. Walau demikian,
shalat sunnah tidak bisa dikerjakan sembari
tidur telentang apabila masih tetap mampu berdiri serta
duduk.
Tetapi butuh diingat, kadang-kadang nilai dari satu amalan diukur berdasar pada tingkat kesusahan yang dihadapi waktu kerjakan amalan itu. Makin susah serta sulit, makin besar ganjaran yang didapat. Shalat dalam kondisi berdiri pasti lebih berat serta susah di banding shalat sembari duduk. Wallahu a’lam
mau yang asik ? ayam bangkok petarung
ReplyDelete