Tuesday, March 21, 2017

SEHARUSNYA ANIES MENANG

Melihat gerakan anti-Ahok yang kian masif dan sistematis, maka sesungguhnya tak ada alasan bagi Anies Baswedan untuk kalah melawan Ahok dalam pilkada DKI putaran kedua.

Berbagai upaya untuk menjatuhkan Ahok telah dilakukan secara maksimal. Bahkan sangat maksimal. Ahok didemo berkali-kali konon oleh puluhan juta orang. Ahok akhirnya diseret ke pengadilan.

Mimbar khutbah dan pengajian banyak berisi cacian pada Ahok, baik berbasis agama maupun etnis. Ketika kampanye, Ahok sering dihadang sehingga Ahok kadang memilih tidak kampanye. Di beberapa forum, Ahok kerap dipermalukan.






Baca juga : ( ada isu-agama-di-pilkada-jakarta )
 

Tak hanya Ahok. Para pendukung Ahok pun dibuat gentar. Jenazah mereka tak akan dishalatkan. Mereka adalah calon-calon penghuni neraka. Mereka akan kekal di neraka Jahanam bersama Sang Munafik besar zaman Nabi SAW, Abdullah ibn Ubai ibn Salul.

Anies Baswedan pun menegaskan bahwa dirinya bukan Syiah dan bukan juga bagian dari gerakan Islam liberal. Ia dengan mantap berkata bahwa dirinyalah yang mematikan api pemikiran Islam yang berkembang di Universitas Paramadina, perguruan tinggi yang bertumpu pada keislaman, kemodernan dan keindonesiaan.

Untuk menambah elektabilitasnya, Anies belakangan coba duduk bersama dengan Cendana. Mungkin ia berharap, kelompok Soehartois akan tumpah ruah berduyun-duyun memberikan dukungan pada dirinya.




Baca juga : ( kang-emil-bungkam-status-jonru )
 

Melihat gerakan anti-Ahok dan usaha maksimal Anies Baswedan, seharusnya Anies menang. Dia bahkan bisa meng-KO-kan Ahok. Suara Anies tak lagi 39% seperti pada putaran pertama. Dilihat dari usaha-usaha Anies dan gerakan anti-Ahok yang kian "ganas", maka seharusnya suara Anies di putaran kedua ini mencapai 90%.

Karena itu, jika Anies sampai kalah, maka pasti ada sesuatu yang salah. Wallahu a'lam bis shawab.

Senin, 20 Maret 2017
Salam,


Sumber Berita: Tulisan Abdul Moqsith Ghazali

1 comment: