Sunday, March 26, 2017

In Memoriam, Syekh Al Buthy Suriah

ISLAM KITA- Tiga hari lalu, tanggal 21 Maret adalah peringatan hari wafatnya Syekh Ramadhan Al Buthy. Saya ingat, tapi tak sempat posting. Kamis 21 Maret 2013, terjadi bom bunuh diri yang membuat seorang ulama Sunni yang sangat dicintai dan dihormati banyak muslim, tidak hanya di Suriah, namun juga di berbagai penjuru dunia, gugur syahid. Ulama itu bernama Syaikh Ramadhan Al Buthy. Saat kejadian, almarhum sedang memberikan pengajian rutin mingguan di Masjid Jami' Al-Iman, Mazraa, Damaskus. Bom ini juga menewaskan 20 orang dan melukai 40 orang jamaah masjid lainnya, termasuk cucu Syaikh Buthy yang bernama Ahmad.

Syaikh Al Buthy, atau di kalangan akademisi sering disapa Doktor Buthi (karena dia juga mengikuti pendidikan formal hingga tingkat doktoral dan menjadi dosen di Universitas Damaskus), dikenal luas sebagai seorang pemikir Islam yang moderat. Al Buthy adalah salah satu ulama yang menjadi rujukan kalangan Ahlussunnah wal Jamaah dalam bidang akidah, sampai-sampai ada menyebutnya ghazaliyu-l-ashr (Imam Ghozali masa kini). Menurut alm. KH Hasyim Muzadi, “Karya-karya beliau tercatat cukup banyak dan sebagian besar sudah sampai ke berbagai pesantren di Indonesia.”

Dalam konflik Suriah, Syaikh Al Buthy mengambil posisi tegas, tidak mau mendukung kelompok oposisi. Sepekan sebelum gugur syahid, Al Buthy mengatakan, “Siapa saja dari Anda yang menganggap diri Anda mujahidin, Anda pasti telah menurut fatwa yang salah, maka bertobatlah Anda.”




Baca Juga : 1. pembunuh-sahabat-ali-bin-abi-thalib

                          2. 12-tips-dan-adab-malam-pertama-dalam islam

Pernyataan Syaikh Buthy bertolak belakang dengan ulama yang mukim di Qatar, Syaikh Qardhawi yang justru menyatakan bahwa membunuh ulama, tentara, dan orang biasa yang bekerja sama dengan pemerintah Suriah (Assad) adalah dibolehkan.

Dalam konflik Suriah (juga kehebohan politik di Indonesia), ulama atau ustadz-ustadz memberikan fatwa dan pernyataan yang berbeda-beda. Umat perlu cerdas, mana kata-kata yang layak diikuti, mana yang tidak.

Alfaatihah untuk Syekh Al Buthy. Semoga kesyahidannya menginspirasi kita untuk menjaga terus bangsa ini agar tidak terjebak dalam konflik atas nama agama. Amin.

Sumber berita : Tulisan Dina Sulaiman



No comments:

Post a Comment