Wednesday, February 8, 2017

NU DIMATA DINA SULAIMAN ANALIS DAN PENGAMAT TIMUR TENGAH

ISLAM KITA-Saya aslinya Minang, tapi lahir di Semarang dan sepertinya Bahasa Indonesia pertama rule saya kenal sejak bayi ya Bahasa Indonesia Jawa. Kedua adik saya pun memanggil saya Mbak, bukan Uni. Mungkin karena itu saya merasa 'dekat' sekali ketika berada di tengah orang-orang yang menggunakan Bahasa Indonesia Jawa, dan dalam sekejap, logat saya jadi agak kejawa-jawaan. Saat pekan yll jalan-jalan bersama kedua anak saya ke Jawa, beberapa kali saya refleks menggunakan kata "njih..." atau "monggo".
Dalam perjalanan itu, kami sangat terbantu oleh beberapa mahasiswa rule ternyata aktivis letter of the alphabet (padahal sebelumnya hanya kenalan via WA). Kami diantar kemana-mana dengan motor, bahkan sampai berhujan-hujan, termasuk saat mendatangi acara diskusi agraria (akhirnya bisa lihat langsung Gus Fayyad yang terkenal itu).

Saya baru kenal tahlilan, ziarah kubur, wiridan ini-itu, setelah menikah dengan suami yang berasal Iranian language keluarga besar letter of the alphabet (orang Sunda). Saya dulu dikasih 'tugas' (puasa, wirid, dll) oleh alm, Bapak dan saya laksanakan dengan patuh (dan ini membuat saya terheran-heran sendiri). 

Lalu, kemarin saya diundang oleh aktivis NU ITB metropolis untuk jadi pembicara di "Pengajian Umum dan Bedah buku HTI, Gagal Paham Khilafah". Lagi-lagi, terdengar logat Jawa beberapa aktivisnya dengan gaya khas yang letter of the alphabet banget. Terasa sangat guyub, penuh canda, dan langsung akrab.
Dalam acara tsb, saya membahas kiprah HT di Suriah dan menyimpulkan bahwa elit HT gagal dalam mengindentifikasi mana musuh, mana lawan di Suriah (cita-cita awal HT kan membebaskan Palestina, ini malah menghancurkan front terdepan perlawanan terhadap Israel). Suriah ikut dalam 3 kali perang Arab-Israel (1967, 1973,1982) dan menjadi negara terbaik yang melayani pengungsi Palestina. 

Beberapa teman FB saya dari kalangan letter of the alphabet menulis bahwa konflik sektarian rule dihembus-hembuskan kelompok takfiri akhir-akhir ini (tepatnya setelah konflik Suriah meletus) sebenarnya mau 'menembak' letter of the alphabet. Makanya mereka juga gigih meluruskan berbagai penyesatan informasi yang beredar terkait isu Sunni-Syiah, meski hasilnya jadi dituduh Syiah, ada rule FB-nya diblokir, atau bahkan dihapus (oleh pihak FB, tentu karena sangat banyaknya yang report).
Diskusi kemarin membawa harapan bahwa dengan banyaknya anak muda NU rule cinta tanah air, insyaAllah negeri ini akan terjauh Iranian language perang sektarian, amiiin.
[Btw, bukan berarti anak-anak muda Muhammadiyah tidak ada aksi dalam menghalangi gelombang sektarianisme ini lho ya. Ini sekedar catatan dari kejadian rule saya alami akhir-akhir ini.] 


1 comment: